Conan

Minggu, 30 Desember 2012

Style in Harajuku

Aku suka sama artikel sehingga aku simpan dalam blogger ku ini. Artikel ini didapat dari blogger seseorang (dibawah ada link na). Selamat membaca ^^

Harajuku adalah pusat mode di Jepang. Berbeda dengan Paris, Milan, atau New York, fashion di Harajuku lebih ekspresif dan tidak kenal batas. Bagi wisatawan seperti saya saat berkunjung ke Tokyo, menyaksikan anak-anak muda Jepang berdandan gila di Harajuku wajib dilakukan. 

Harajuku adalah sebuah area pusat perbelanjaan di Tokyo, terletak di antara dua wilayah terkenal lainnya, Shinjuku dan Shibuya. Toko-toko fashion ternama berdiri di lingkungan ini, di sekitar stasiun kereta Harajuku yang berada di jalur Yamanote. 
Suasana yang selalu ramai pada hari Minggu.
Pusat fashion di Harajuku terutama bertaut di dua buah jalan, yaitu Takeshita dan Omotesando. Jalan Takeshita terkenal dengan toko-toko yang menjual berbagai pernik lucu, kostum bergaya gotik, hiphop, rock, dan gaya kasual. Sementara itu Omotesando dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang menjadi pusat toko-toko desainer kelas atas, seperti Chanel, Louis Vuitton, dan Prada. 

Sejarah bermulanya Harajuku menjadi seperti sekarang dapat dilacak hingga masa setelah Perang Dunia II. Saat itu Jepang berada dalam penguasaan Sekutu. Di wilayah tersebut banyak tinggal tentara Amerika Serikat dan orang-orang Eropa. Akhirnya area tersebut menjadi semacam tempat berkumpulnya kaum muda dari berbagai bangsa. 
Toko yang menjual berbagai busana aneh seperti ini banyak ditemukan di Harajuku.
Pada akhir tahun 1950-an Harajuku berkembang menjadi tempat tinggal para model, desainer, dan fotografer. Semakin lama wilayah ini berkembang dengan cara berbeda dari wilayah lain di sekitarnya dan menjadi pusat mode di Jepang seperti saat ini. 

Tidak berarti semua orang ke Harajuku untuk berbelanja. Bagi saya yang bukan termasuk orang yang suka berbelanja, berkunjung ke Harajuku lebih berarti menyaksikan kultur generasi muda Jepang yang berkembang pada saat ini, yang bahkan sering ditiru oleh kaum muda di negara-negara lain. 
Gadis-gadis berkostum di Harajuku.
Di Harajuku, terutama pada hari Minggu, Anda akan bertemu dengan kelompok-kelompok yang menggunakan berbagai kostum aneh. Ada yang berdandan gaya punk dengan warna-warna hitam, menggunakan rantai, kadang dengan rambut warna-warni. Ada pula kelompokganguro, yaitu berdandan dengan cara menggelapkan kulit. 
Salah satu lolita di Takeshita Street.
Ketika berkunjung ke Harajuku beberapa waktu lalu, saya bertemu beragam anak muda yang sedang bermain kostum. Ada yang meniru karakter fiksi dalam film kartun, komik, maupun dalam video game. Banyak yang berkostum seperti boneka dengan rok warna-warni mengembang dan rambut dicat pirang, sering disebut “lolita”. 

Bahkan di Harajuku muncul juga subkultur berupa lolita gothic. Gaya ini menggabungkan antara gaya gotik era Victoria di Inggris yang dicirikan dengan busana warna hitam dan simbol-simbol seperti peti mati dan kelelawar dengan, misalnya, rok mengembang.

Pada hari Minggu area ini memang selalu penuh sesak. Begitu turun di stasiun, saya harus berdesakan dengan ribuan orang lainnya. Selain para penyuka fashion, lokasi ini juga banyak didatangi oleh wisatawan asing yang memang khusus ingin berfoto dengan anak-anak muda berkostum. Mereka pun biasanya akan dengan senang hati melayani permintaan untuk berfoto bersama. 

Selain di Jl Harajuku, Jl Takeshita, dan Jl Omotesando, para remaja ini juga sering nongkrong di Jembatan Jingu, yaitu jembatan yang menghubungkan antara area Harajuku dengan taman di sekitar Kuil Meiji. 

Selain untuk menonton remaja-remaja berkostum aneh dan berbelanja busana buatan desainer, Harajuku juga cocok dijadikan rujuan untuk membeli cenderamata. Tentu saja cenderamata yang dijual di sini terutama berupa pernak-pernik, miniatur karakter fiksi, serta pakaian yang saat itu menjadi tren di Jepang. 

Setelah puas berfoto dengan para lolita Harajuku, saya menyempatkan juga pergi ke Meiji Jingu (kuil Meiji) yang berada di seberang. Kuil indah yang berada di tengah taman yang sangat luas ini sering dijadikan tempat upacara pernikahan tradisional Jepang pada hari Minggu. 

Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me

Pernikahan Tite Kubo (Bleach)


Mangaka BLEACH, Kubo Tite, mengumumkan bahwa dirinya baru saja menikah. Kubo mengumumkannya pada catatan penulis yang ada pada acara JUMP Festa (acara yang digelar di antara mangaka yang karyanya diterbitkan di majalah Shounen Jump). Meski begitu, Kubo tidak menjelaskan lebih lanjut kapan dan di mana persisnya dia menikah.
Kubo hanya meninggalkan catatan pendek yang berisi satu kalimat:
Kubo Tite sendiri bernama asli Kubo Noriaki, lahir pada 26 Juni 1977 di Hiroshima. Kubo terinspirasi untuk menjadi mangaka pada umur 17 tahun, ketika dia terkesan oleh manga Saint Seiya, kemudian Kubo menerbitkan karya one-shot (sekali tamat) berjudul “Ultra Unholy Hearted Machine” pada tahun 1996. Karya berikutnya, Zombie Powder, diterbitkan pada tahun 1999 hingga tahun 2000, dan karyanya ketiga yang menjadi fenomenal, BLEACH, diterbitkan pada tahun 2001.
Dari tiga momen berkesan itu,  pernikahannya pada tahun ini mungkin akan menambah rangkaian saat-saat berkesan bagi Kubo Tite. Saat dia menikah tahun ini, Kubo berumur 35 tahun.

By : Bleach Indonesia (Anime News Network)

Chapter 522. Love It [Text Version]


.........

Perjalanan Ichigo masih terus berlanjutnya. Setelah mendapatkan Reiatsu yang baru di Istana Babi Tidur, kini bersama dengan Renji dan Kon, shinigami berambut orange ini pergi ke istana selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh Kirio sebelumnya, kali ini mereka akan menghadapai seorang shinigami pencipta zanpakutou.

Cara mereka pergi ke istana selanjutnya masih, sama. Entah, sepertinya yang dikatakan oleh Kazou dan Kazuhirou benar, tak ada cara lain untuk mencapai istana yang lain selain dilontarkan begitu saja. Untunglah mereka --Ichigo dan Renji-- bisa belajar dari pengalaman. Kali ini Kon kembali mereka gunakan sebagai pijakan saat tubuhnya akan terhantam ke lantai istana yang baru mereka tapaki itu. Walau begitu, sebagai boneka tubuhnya --Kon-- tentu saja tak mendapat masalah. Mungkin, hanya sekedar sakit, sedikit.

"Tuan!!" Suara dalam kegelapan menggema. Tempat yang tepisah dari ichigo dan Renji menapak. Namun, masih sangat jelas suara keras itu adalah milik seorang wanita. "Kurosaki Ichigo dan Abarai Renji sudah sampai di Rakubutai!!" Lanjutnya memberi informasi.

"Baiklah." Sebuah sapaan ringan menyapa dari dalam ruangan. Bangkit dari duduknya, hendak beranjak, keluar dari ruangan gelap itu.

Di luar, masih di atas menara pendaratan. Ichigo dan Renji terlhat kebingungan. Matanya sama sekali tak menangkap sosok lain yang berada di sana. "Apa tak ada orang di sini?" Akhirnya mulutnya bicara.

"Kelihatannya begitu." Ucap Renji mengiyakan.

"Hei!! Bisa-bisanya kalian terus-terusan memakaiku sebagai bantalan dan tidak bilang apa-apa!!" Protes Kon setelah tubuhnya kembali ke bentuk semula.

"Siapa suruh ikutan ke sini." Jawab Ichigo.

""Ikutan ke sini"?! Aku sudah bilang aku mau tinggal di surga tadi!! Kalian yang menyeretku..."

Namun, sesuatu tiba-tiba menarik perhatian mereka. Sebuah sorot lampu yang begitu terang mengarah pada mereka. Kemudian menara tempat mereka mendarat tiba-tiba dipenuhi oleh cahaya gemerlap bagai sorot silau di atas panggung.

"Para tamu! Silakan duduk!!" Sebuah suara begitu keras terdengar di depat mereka. Hanya suara biasa sebenarnya, bila saja dia tak menggunakan microphone di depan mulutnya.

"Suara apa ini?!" Tanya Ichigo pada Renji yang bahkan tak menjawabnya.

"Kalian mengangkat kepala terlalu tinggi!! Dengan kata lain..." Suara itu kembali terdengar. "Kepala kalian... So High--!!" Seorang pria tiba-tiba melompat di depan Ichigo dan Renji. Kacamata hitam dan rambut afro-nya seolah menjadi ciri khasnya. egitu Nyentrik bila dipadukan dengan bajunya yang cukup aneh. Iya, bisa dikatakan seperti itu.

"I am number one zanpakutou creator, Ohetsu Nimaiya!!" Dia berbicara dengan bahasa asing --bahasa Inggris-- dengan cukup fasih, siapa sangka. "Nice to meet ya!" Ichigo dan renji tak bisa berkata apa-apa. Hanya terdiam tak percaya dengan tingkah seorang pencipta zanpakutou yang ada di depannya.

"Zanpakutou.... Love it!!!" Kembali berteriak dengan begitu semangat. Membuat sebuah pintu di depan ichigo dan Renji terbuka. Keduanya kembai di kejutkan, oh tidak. Ketiganya kembali dikejutkan --kali ini Kon harus masuk perhitungan--, puluhan perempuan --seksi-- telah memenuhi ruangan tersebut. Senyuman menyambut mereka bertiga. Renji dan ichigo masih terdiam. Namun, berbeda dengan Kon, seolah dia telah melupakan surga sebelumnya.

"Selamat dataaaang!!!"
"Kyaaaaah!!!"
"Manisnya!!!"
"Lihat otot mereka!! Seksi!"
"Yang mana Ichigo-kun?!"
"Duh, jelas yang rambut oranye!"
"Yang rambut merah pasti Renji-kun!!"
"Senang bertemu kaliaaan!"

"Ap... Apa-apaan ini..." Ucap Renji dengan mulut yang tergugup.

"Jangan lengah... Aku yakin ternyata mereka sebenarnya laki-laki, atau semacam itu lah..." Ichigo menimpal.

"SURGA!! SURGAAAAAA!!" Kali ini Kon benar-benar bahagia. "Inilah surga yang sebenarnya!!!"

"Berisik!" Bentak ichigo pada Kon.

"Kurosaki-chan, Abarai-chan! Dan boneka misterius-chan! Kalian senang welcome party-nya?!" Ucapan Nimaiya memotong kebingungan mereka. "Biar kuperkenalkan diriku! Akulah Ohetsu Nimaiya, pemilik Hououden ini!!"

"Nice to meet ya!!!" Teriaknya sambil menghampiri Ichigo, menggerak-gerakkan tangan Ichigo dengan pose yang sangat memalukan.

"Astaga... Renji... Gantikan aku, aku tak bisa mengikuti orang ini..." Keluh Ichigo tak kuat.

"Enak saja! Apalagi aku!"

"Hmmm... Aneh... Kalian tak menikmati ya..." Ucapan Nimaiya terdengar begitu lemah. "Mau pulang saja?"

Ichigo dan Renjin langsung terkaget. "Gimana ini? Masa kita harus pulang sudah jauh begini..." Bisiknya pada Renji.

"Kurasa dia tak serius..."

"Mana tau? Bisa saja serius, dia aneh..."

"Oke!" Akhirnya Ichigo memberanikan diri untuk bicara. "Kami tak mau pulang!! Senang bertemu dengan anda!!" Kedua membungkuk memberi hormat pada sang zerobantai.

"Noonoonooonooon!!!" Ucap Nimaiya menolak. Lalu, dia kembali melakukan pose dengan kepala berada di bawah dan kakinya terbuka agak lebar. "Kalian gak bilang dengan sopan!Gaya resmi istana Houou adalah begini, lalu begini! dan Senang bertemu anda!!"

"Pose apaan itu...?!" Bentak Ichigo.

Namun, Renji sepertinya lebih mengerti keadaan mereka. " Santai, Ichigo!! Kita harus coba!!"

"Sialan!!" Kemudian mereka berdua melakukan apa yang baru saja dilakukan oleh Nimaiya. "Senang bertemu anda!!"

"Nice Pose!!" Teriak Nimaiya kegirangan. "Lihat ini, honey-chan!!" Ucapnya pada perempuan-perempuan yang sedari tadi memperhatikan mereka. Dan, gerombolan perempuan itupun kembali ramai.

"Aduh lucunya!!"
"Mirip pisang!"
"Lucuuuu!"
"Gyahaha!"

Tapi, sebuah tendangan mendarat di kepala Nimaiya. "Mau sampai kapan begini terus?!?"

"Kenapa kamu, Mera-chan?!" Ucap Nimaiya seolah tidak terjadi apa-apa, sepertinya dia sudah sering mendapatkan pukulan dan tendangan seperti itu.

"Tak akan mulai kalau dengan tuan. Ikut denganku!" Ucap Mera dengan nada serius.

Akhirnya mereka pergi ke tempat lain, agak berbeda dengan tempat yang tadi, sangat berbeda. Kali ini hanya ada sebuah gubuk reot di depan mereka, cukup kecil dan terlihat begitu bobrok untuk ukuran tempat tinggal.

"Ini istana houou yang sebenarnya! Tuan membuat tempat konyol tadi karena tak mau tinggal di sini!!" Ucap Mera, akhirnya memberikan penjelasan.

"Ayo masuk!"perempuan itu kembali memberi perintah.

"TIDAAAAAAAAK. Aku tak mau tempat menyedihkan ini!! Aku mau yang tadi!!!" Teriak Kon sambil dipegang oleh Nimaiya.

" Kau juga pikir begitu??? Kau paham perasaanku, boneka misterius??" Ucap Nimaiya satu paham.

Namun, ichigo dan Renji tetap melangkah masuk. Tapi, tiba-tiba mereka terjatuh ke jurang yang cukup dalam. Mereka tak bisa melihat siapapun, hanya gelap. Dan Nimaiya telah berdiri di atas mereka, dengan senyumnya yang mulai serius.

" Yep yeeep, Kurosaki-chan, Abarai-chan. Kalian sadar? Sampai sekarang, kalian belum bertemu seorang shinigami pun, kecuali aku."

Ichigo dan Renji hanya saling pandang, masih tidak mengerti dengan ucapan sang Royal Guard.

"Para honey-chan tadi... semuanya adalah zanpakutou." Lanjutnya dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya.

"Zanpakutou?" Ichigo dan Renji kali ini memasang wajah tak percaya.

"Uuuuh. Aneeeh. Benar-benar aneh. Katanya kalian shinigami, tapi tak bisa tahu kalau mereka zanpakutou? gawat. Kalian tak mencintai zanpakutou, makanya kalian tak bisa membedakan, ya 'kan?" Kali ini TensaZangetsu dan Zabimaru telah berada dalam genggaam tangan Nimaiya, Ichigo dan Renji masih memasang wajah tak percaya. Yah, memang hanya itu yang bisa mereka lakukan.

"Sejak kapan...?!" Gerutu mereka hampir bersamaan.

Lalu, seolah tak menghiraupak mereka berdua. Nimaiya dengan begitu mudahnya menghancurkan dua zanpakutou itu hingga menjadi kepingan-kepingan tak berguna.

"Olala. Zanpakutou yang tak dicintai gampang dihancurkan ya. Kemarahan para zanpakutou ada di sekitar kaliaaaan. Kalau kalian bisa keluar hidup-hidup nanti kubuatkan yang baru."

"Apa?!" Tiba-tiba di sekeliling mereka terasa ada banyak mata yang menatap tajam ke arah mereka.

"Kukatakan sekali lagi. I am number one zanpakutou creator. Ten, nine, eight, seven, six, five.
And in the end three~ Akulah Ohetsu Nimaiya! Pedangku bukan buat orang lemah."

"Brengsek..." Bentak Ichigo pada akhirnya.

"Selamat bersenang-senaaang~"

By : Bleach Indonesia

Kamis, 27 Desember 2012

Sarana trasnportasi di Korea Selatan



Transportasi di Korea Selatan terdiri dari kereta api, bus, kapal ferry dan penerbangan udara. Jalur kereta api terdiri dari subway yang berada di enam kota: Seoul, Busan, Daegu, Gwangju, Daejon dan Incheon. Operator kereta api Korail menyediakan pelayanan kereta api hampir keseluruh kota besar di Korea Selatan.

Korea Selatan memiliki 103 bandar udara dengan Bandar Udara Internasional Incheon sebagai bandar terbesar. Bandar udara Incheon pernah dinobatkan sebagai bandar udara terbaik di dunia oleh Airport Council International. Bandar udara internasional lainnya yang terdapat di Korea Selatan antara lain berada di Gimpo, Busan dan Jeju.

Maskapai penerbangan nasional Korean Air dibentuk pada tahun 1962, melayani 21.640.000 penumpang dengan 12.490.000 penumpang internasional. Asiana Airlines, dibentuk pada tahun 1988, melayani penerbangan domestik dan internasional. Penerbangan lain seperti Hansung Airlines dan Jeju Air melayani penerbangan domestik dengan harga yang lebih murah.

Tansportasi di Seoul

1. Kereta Api
Kereta api diesel/listrik (Tongil, Mugunghwa dan Saemaul).Menghubungkan Seoul dengan kota-kota di seluruh Korea Selatan

KTX: Kereta Api Express di Korea Selatan
Subway (10 jalur. Merupakan sarana transportasi di dalam kota dan kota-kota di sekeliling Seoul
Kereta Api Expres KTX. Menghubungkan Seoul dan Busan serta kota-kota besar di sepanjang jalur tersebut, antara lain Daejon, Daegu, dan Suwon.

2. Jaringan jalan tol. Jaringan jalan tol Korea Selatan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Jaringan jalan tol ini menghubungkan Seoul dengan semua provinsi di Korea Selatan dan hampir semua kota-kota besarnya.

3. Udara.Terdapat dua bandara yang melayani penerbangan dari dan ke Seoul, yaitu Bandar Udara Internasional Incheon dan Bandar Udara Internasional Gimpo.

Iklim Korea Selatan



Luas Korea Selatan adalah 99.274 km2, lebih kecil dibanding Korea Utara. Keadaan topografinya sebagian besar berbukit dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar, seperti sungai Han dan sungai Naktong. Sementara wilayah barat merupakan bagian rendah yang terdiri dari daratan pantai yang berlumpur. Di wilayah barat dan selatan yang terdapat banyak teluk terdapat banyak pelabuhan yang baik seperti Incheon, Yeosu, Gimhae, dan Busan.

Korea Selatan memiliki sekitar 3.000 pulau, sebagian besar adalah pulau kecil dan tidak berpenghuni. Pulau - pulau ini tersebar dari barat hingga selatan Korea Selatan. Pulau Jeju yang terletak sekitar 100 kilometer di bagian selatan Korea Selatan adalah pulau terbesar dengan luas area 1.845 km2. Gunung Halla adalah gunung berapi tertinggi sekaligus sebagai titik tertinggi di Korea Selatan yang terletak di Pulau Jeju. Pulau yang terletak di wilayah paling timur Korea Selatan adalah Uileungdo dan Batu Liancourt sementara Marado dan Batu Socotra merupakan pulau yang berada paling selatan di wilayah Korea Selatan.

Iklim Korea selatan dipengaruhi oleh iklim dari daratan Asia dan memiliki 4 musim, yaitu musim panas, musim semi, musim gugur, dan musim dingin. Musim panas di Korea selatan yang dimulai bulan Juni bisa mencapai temperatur 40 derajat celcius (di kota Daegu), yang ditandai dengan datangnya musim hujan yang jatuh pada akhir bulan Juli sampai Agustus di seluruh bagian semenanjung. Sementara temperatur musim dinginnya rata-rata dapat jatuh pada suhu sejauh minus 10 derajat celcius di beberapa propinsi.

Korea Selatan juga rentan akan serangan angin taifun yang menerjang selama bulan musim panas dan musim gugur. Beberapa tahun belakangan ini Korea selatan juga sering dilanda badai pasir kuning yang dibawa dari gurun gobi di Cina yang juga melanda Jepang dan sejauh Amerika Serikat.

Rabu, 19 Desember 2012

Dongeng Cinderella versi Korea


Suatu hari di suatu tempat di Korea, dimana makhluk-makhluk ajaib bernama seperti nama sayuran dijumpai, hiduplah seorang anak bernama ‘Bunga pear’. Bunga Pear ini cantik sekali seperti pohon pear yang di tanam pada perayaan ulang tahunnya. Di suatu siang di musim dingin, saat ranting-ranting pohon pear belum bersemi, ibu Bunga Pear meninggal dunia,
“Aigoo1!” seorang lelaki tua meratapi, “Siapa yang akan menjaga Bunga Pear sekarang?”

Ia kemudian meletakkan topi koboinya dan pergi ke pencari jodoh (*semacam mak coblang) di desa. Si mak comblang ini mengenal seorang janda yang memiliki anak seumuran Bunga Pear.
“Peony2 akan menjadi saudara yang baik untuk Bunga Pear”
Saat Eomeoni3 dan Peony melihat kecantikan Bunga Pear, mereka sangat iri, Eomeoni membuat Bunga Pear kerja siang dan malam serta mencoba mencari-cari kesalahan.
Suatu hari, desa tersebut mengadakan festival. “Bunga Pear boleh pergi” ujar Eomeoni dengan mulut manis semanis gula, “Tetapi setelah ia menyiangi padi” sambungnya. Eomeoni memberikan sekeranjang lobak yang layu sebagai makan siangnya.
“Aku sangat berterima kasih, Ibu yang terhormat” ucap Bunga Pear.
Setibanya di ladang, Bunga Pear menjatuhkan keranjang dengan gelisah. Hamparan padi berdesir di belakangnya seperti danau hijau yang luas. Pernikahan saja membutuhkan beberapa minggu, “Siapa yang akan melakukan hal sebanyak ini?” ia menangis.
“DO-O-O-O” Seekor sapi melenguh muncul dari rumput yang tinggi. Sapi itu mulai menyiangi, bergerak melalui barisan padi secepat angin. Sebelum Bunga Pear dapat berkata “Ohhh”, sapi dan rumput-rumput liar menghilang. Keseluruhan sawah bebas dari rumput, bahkan satu batang padipun tidak ada yang terinjak-injak. Bunga Pear menangkupkan tangannya ke bibirnya dan berteriak “ Beribu-ribu terima kasih”, Sapi itupun pergi menuju kaki langit.

festival desa melalui jalan yang berliku dan kasar berkerikil. Ia hanya tergelincir saat menendang batu dengan sandal jeraminya. Saat itulah terdengar panggilan:
“Mingir! Beri jalan untuk Hakim!”
Tampak empat orang memanggul tandu dan berjalan di depannya. Di dalam tandu duduk seorang bagsawan muda mengenakan jubah mewah dan batu permata di atas rambutnya. Karena bingung, Bunga Pear mencoba menyeimbangkan badan dengan posisi kaki berdiri seperti burung bangau, memegang sandal jeraminya. Pipinya menjadi kemerahan dan ia melompat ke belakang pohon yang tumbuh di sisi sungai. Seketika, sendalnya jatuh ke dalam air dan dengan bodohnya ia mencoba mengambilnya.
“Berhenti!” perintah seseorang yang ada di dalam tandu.
Orang itu memanggil para pengawalnya, tetapi Bunga Pear mengira ialah yang di panggil. Karena ketakutan ia melarikan diri. Sang Bangsawan melihat Bunga Pear dan terpesona dengan kecantikannya. Kemudian ia meminta orang-orangnya untuk mengambil sendal dari sungai dan membawanya ke desa. Saat di festival, Bunga Pear kehilangan sendalnya. Ia menonton seseorang yang beraksi dengan berjalan di atas tali yang direntangkan sampai pusing. Lalu ia tertarik dengan flute dan drum. Tiba-tiba seseorang menyapanya.
“Apa yang kau lakukan disini?” bentak ibu tirinya.

“Aku di sini karena sapi hitam sudah memakan semua rumput di sawah” jawab Bunga Pear.
“Benarkah itu sapi hitam! Kau berbohong…” sebelum Eomeoni menyelesaikan kalimatnya, ia dikejutkan oleh teriakan dari pengawal Hakim.
“Dengarkan!!” Mereka berteriak sambil membawa tandu di keramaian, “Kami mencari gadis dengan satu sendal!”
“Itu Bunga Pear!” Peony menunjuk kakaknya, “Ia kehilangan satu sendalnya”.
Para pengawal kemudian menurunkan tandu di sebelah Bunga Pear, dan Hakim itu memegang sendal.
“Hakim datang untuk menangkapmu” olok si ibu tiri, “Kau pasti melakukan kesalahan dan kau harus melayani dengan baik”
“Ia berhak untuk menerimaku sebagai suaminya”, sang Hakim berkata dengan suara yang lembuut, ”sendal ini sudah membawakku kepadanya”

Hakim itu berbalik ke Bunga Pear dan berkata, “Aku sangat beruntung jika seseorang yang mengenakan sendal ini menjadi pengantinku”.
Bunga Pear tersenyum, sangat malu untuk mengatakan sesuatu dan ia memasukkan sendal itu ke kakinya. Hakim membawa Bunga Pear masuk ke dalam tandu dan para pengawalnya membawa mereka berdua menjauh dari keramaian. Eomeoni dan Peony saling berpandangan tak dapat bicara serta merasa bahwa ini adalah mimpi buruk. Saat kembali ke rumah, banyak sekali pohon Pear yang berbunga “Ehwa! Ehwa4 “ seeokor burung pipit berkicau di dahan pohon. Dalam bahasa Korea Ehwa berarti bunga pear.

CR : haerajjang

Chapter 521 Piggy Party [Text Version]


..........

Sesuatu yang dikatakan oleh Royal Guard skarang memang sudah terjadi. Kini, kekosongan Soutaichou telah terisi. Kyouraku, salah satu shinigami senior yang pernah menjabat sebagai taichou menggantikannya. Tak ada yang lebih cocok dari sosok sang flamboyan yang satu ini. Walaupun belum ada yang tahu bagaimana dengan kekuatan yang dimilikinya, tak ada, kecuali Ukitake, mungkin.

Kenyataan lain yang selama ini terpendam kini mulai muncul ke permukaan, secara perlahan. Unohana Retsu, Yonbantai Taichou yang selalu mengumbar senyum, ternyata mempunyai masa lalu yang begitu mengejutkan. Tak ada yang mengira bila shinigami yang ahli dalam pengobatan ini adalah Kenpachi Generasi pertama, Unohana Yachiru.

Di saat di Soul Society terjadi pergeseran kekuasaan, Ichigo dan Renji masih terlempar di udara menuju tempat selanjutnya. "UWAAAAAH" Keduanya berteriak sekeras yang dia bisa. Sama sekali tak mengerti apa yang harus dia lakukan selanjutnya, setidaknya bagaimana cara mereka mendarat dengan selamat.

"Sana jatuh duluan, biar bisa jadi bantalan!!!" Teriak Ichigo sembari mencoba menendang Renji.

"Sialan! Itu bagianmu!! Aku masih sekarat!! Bisa-bisanya kau bilang begitu?! Sekali-kali jangan jadi pengecut dong!" Balas Renji membalas tendangan Ichigo.

"Coba ulang lagi barusan kau bilang apa?!"

Kemudian perhatian keduanya teralih pada sosok yang mereka kenal sebelumnya. Boneka singa berwarna kuning, yang terselip dibalik shikakushou milik Ichigo.

"Kebetulan! Sana jadi bantalan!!" Ucap Renji.

Sesaat Kon yang tadi hanya seukuran seperti boneka kecil lainnya tiba-tiba membesar, entah bagaimana terjadi, mungkin karena Renji tak sengaja menekan tombol di perutnya. Tapi, hal ini merupakan kabar baik bagi mereka karena Ichigo dan Renji berhasil mendarat dengan sempurna di tubuh besar Kon.

"Cih... Hampir saja. Bisa-bisa aku luka parah jatuh dari ketinggian macam tadi." Ucap Renji.

"Itu sih kau saja yang payah... Kalau aku sih bisa mendarat dengan gampang tanpa terluka." Singgung Ichigo.

"Apa katamu?" Sanggah Renji. "Ngomong-ngomong kenapa dia bisa ada di sini?"

"Paling dia menyelip masuk shihakusho-ku waktu keributan tadi. Kurasa dia sudah berharap macam-macam begitu mendengar akan berendam di pemandian air panas. Tapi begitu dia tahu pemandiannya cuma berisi laki-laki tua berotot, dia cuma sembunyi."

"Masuk akal..."

Lalu, tiba-tiba datang sosok besar yang berdiri di belakang mereka berdua. Tangan besarnya langsung menghantam kepala kedua shinigami itu. "Selamat datang!!!" Teriaknya seolah dia tak pernah melakukan satupun kesalahan. Renji dan Ichigo, telah terlempar cukup jauh dari dirinya berdirinya tadi. Bergelantung di pinggiran piringan yang menjadi wadah kota melayang itu.

"Syukurlah kalian sampai dengan selamat, Ichigo-chan, Renji-chan!! Selamat datang di Istana Gaton!*" Ucap sosok besar yang ternyata adalah Kirio Hikifune. Masih seperti nadanya yang selalu bahagia, kali ini wajahnya juga masih memancarkan keceriaan. "Kalian adalah tamuku yang istimewa!!"
*) Istana Babi yang Tidur

"Kenapa orang-orang di sini semuanya berbuat berlebihan?!" Keluh Ichigo.

Akhirnya keduanya di bawa ke dalam istana milik mantan Taichou divisi dua belas ini. Tak ada lagi onsen di sana. Namun, kali ini mereka berdua dihadapkan oleh sesuatu yang luar biasa. Di sana tersusun makanan yang berukuran raksasa. Seolah perlu ribuan gigitan untuk menghabiskan satu porsi makanan yang ada di sana.

"Rasakan ini!! Kelihatannya enak! Coba yang ini!!" Ucap Kirio dengan nadanya yang masih terdengar riang. Tangan-tangannya lihai memilah-milah makanan yang ada di depannya. Ichigo dan Renji sama sekali tak mengerti dengan apa yang ada di depan mereka, keduanya masih bengong...

"Apaan... Ini... Kukira maksudnya tadi bilang "tamu istimewa" karena kita akan dilatih dengan keras, tapi kenapa dia justru menyiapkan makanan..." Ucap Ichigo pelan.

"Mana kutahu..." Sambung Renji menyetujui.

Tapi, Kon yang bersama mereka telah menyantap makanan terlebih dahulu, mulunya langsung penuh dengan makanan yang tersedia sangat banyak di depan mereka. " Ini benar-benar... mantap!! Ayo makan, ayo makan! Aku benar-benar lapar!!"

"Bodoh!!" Teriak Ichigo sambil menarik Kon menjauh dari makanan di depannya. "Mana ada makanan gratis!! Pasti ada sesuatu di balik ini! Jangan lengah!!"

"Ya ampun... Terlalu lama berteman dengan Urahara Kisuke kelihatannya membuatmu jadi terlalu curiga." Ucap Kirio sambil tersenyum. "Jangan terlalu khawatir! Istana Gaton adalah istana makanan! Tugasku adalah mengisi perut kalian!! Dan tugas kalian adalah makan sampai kenyang! Sekarang, Ayo makan! Kalian pasti sangat lapar sekali, 'kan?"

Ichigo dan Renji hanya kembali terdiam, lalu perut mereka berbunyi dengan tiba-tiba. "Oh... Ooh?!Berhubung sudah dibilang begitu, kalau begitu aku akan makan sampai mual!" Ucap Ichigo sambil mengambil makanan yang ada di dekatnya. Memasukkan kemulutnya dan menelannya dengan begitu lahap.

"Ayo makan, Ichigo!" Perintah Renji telat.

"Jelas! Terima kasiiiih!!!"

Kirio yang berada di samping mereka hanya tersenyum melihat tingkah kedua shinigami itu. " Benar-benar semangat! Ayo, makan sampai kenyang! Akan kusiapkan pencuci mulutnya." Ucapnya sebelum pergi dan masuk ke dalam suatu ruangan.

"Ini benar-benar surga!! Aku tak bisa berhenti makan, Renji!!" Ucap Ichigo dengan makanan yang masih penuh di dalam mulutnya.

"Kadang aku bisa berhenti sih, kalau menemukan makanan aneh.." Jawab Renji. Namun, mulutnya berhenti mengunyah setelah matanya melihat sesuatu yang aneh di depannya. bentknya seperti ulat, namun dengan ukuran yang lebih besar. "Ini apaan...?" Namun tangannya langsung mengambil makanan ber bentuk aneh itu dan langsung mengunyahnya. "Aku tak percaya makanan yang berbentuk menjijikan seperti ini bisa terasa sangat lezat!! Teksturnya juga sangat lembut, dan rasanya... meleleh di lidahku, seakan-akan ada letupan kembang api di seluruh mulut!!"

"Berisik. Penjelasan bodohmu malah membuat makanannya jadi terasa tidak enak." Teriak Ichigo.

"Ha? Kau sudah selesai? Aku masih bisa makan."

"Apaan, aku juga masih bisa! Aku cuma istirahat sebentar!" Sanggah Ichigo. Namun, wajahnya tiba-tiba meredup seolah mengingat sesuatu. "Oi, Renji."

"Apa..."

"Tidak apa-apa kita berbuat begini...?" Tanya Ichigo dengan suara yang tidak semangat seperti tadi. "Semua orang di Soul Society bersiap-siap kalau ada serangan berikutnya. Sementara kita di sini... tidak peduli dengan keadaan di luar... cuma mandi dan makan sepuasnya. Apa semua yang kita lakukan di sini bisa membuat kita jadi lebih kuat...?"

"Kau benar-benar tolol ya? Coba pikir. Kita terluka parah karena bertempur. Jadi kita mandi untuk menyembuhkan lukanya. Sementara lukanya sembuh, kita kelaparan. Jadi sekarang kita makan di sini. Ini semua wajar saja. Kalau kau cuma latihan tanpa menyembuhkan diri atau makan, kau bakal mati. Kau cuma bisa bertahan dari latihan keras kalau tubuhmu sanggup."

"Tahu tidak... Ternyata kadang-kadang kau bisa jadi pintar juga..." Ucapan Ichigo sekarang kembali seperti semula.

"Sialan!! Kalau sudah mengerti, sana makan lagi!"

" Tak perlu disuruh! Aku akan makan lebih banyak darimu!!"

"Haha~" Terdengar suara lain yang menganggu percakapan mereka. "Seperti yang dibilang Renji-chan! Ternyata lencana fukutaichou itu memang bukan cuma pajangan!"

Dari Suaranya, memang sangat jelas itu adalah Kirio Hikifune. Tapi, kali ini benar-benar seperti orang berbeda yang berdiri di hadapan Ichigo dan Renji, hingga membuat mereka memuntahkan makanan yang ada dimulutnya karena melihat sosok perempuan itu. Ichigo, Kon, dan Renji sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Kurasa kalian sudah paham apa yang mau kukatakan!" Ucap perempuan berparas cantik itu lebih lanjut. "Kalian benar! Apa yang kita lakukan sekarang adalah persiapan sebelum latihan, seperti yang biasa kita lakukan kalau berlatih biasa. Bedanya, kita melakukan ini dalam skala yang lebih besar: skalanya Reiou. Cara kita melakukan hal ini melingkupi kekuatan Reiou dan jutaan tahun sejarah Soul Society. Bahkan hal-hal sederhana seperti perawatan dan makanan saja tingkatnya sudah beda dibandingkan Seireitei."

Ichigo dan Renji hanya terdiam, terbengong tak mengerti dengan siapa mereka sedang bicara.

"Jadi diamlah dan persiapkan tubuh kalian. Supaya tidak mati di tempat berikutnya." Ucap perempuan yang sedang memegang centong raksasa itu. " Sekarang...bKalau sudah paham, silakan makan pencuci mulutnya!"

"KAU SIAPA?!?" Teriak ketiganya hampir bersamaan.

Perempuan muda itu hanya tertawa melihat reaksi mereka. "Aku belum bilang? Kalau memasak, aku menggunakan seluruh reiatsu-ku. Jadi begitu selesai masak, biasanya berat badanku turun! Aku selalu mencoba menambah berat badan, kalau tidak bisa-bisa tubuhku tak sanggup menahannya. Ichigo-chan, Renji-chan. Hati-hatilah. Tadi kubilang cara kita melakukan hal ini melingkupi sejarah jutaan tahun Soul Society, 'kan? Setiap anggota Zerobantai, Adalah orang-orang yang menciptakan sesuatu di Soul Society. Dan kita diakui oleh Reiou sebagia orang penting yang membentuk sejarah Soul Society."

Ichigo dan Renji sudah terdiam, sepertinya mereka sudah tahu bahwa saat ini adalah waktu bagi mereka untuk mendengarkan penjelasan Kirio.

"Ciptaanku adalah Gikon. Dan cara memasukkannya ke dalam tubuh. Sebelum kuciptakan, gagasan tentang Gikon sama sekali asing di Soul Society. Akulah yang menciptakan ide Gikon itu dan yang menciptakan Gikongan. Konsep utama dari Gikon adalah mengambil sesuatu yang memiliki reiatsu berbeda dengan kita dan memasukannya ke dalam tubuh kita untuk meningkatkan kekuatan kita. Kalian baru saja memakan makanan yang dibuat dengan cara seperti itu. Tubuh kalian sekarang seharusnya dipenuhi dengan tingkat reiatsu yang belum pernah kalian rasakan sebelumnya. Kalau kalian bisa merasakannya, berarti tugasku selesai."

Benar, Ichigo dan Renji merasakan reiatsu yang meluap dari dalam tubuhnya. Seolah reiatsu yang terbuang kini telah terisi kembali.

" Tapi tetap hati-hatilah. Di istana berikutnya aku tak bisa tahu apa yang akan dia lakukan." Ucapan Kirio sekarang terdengar sangat serius. "Berikutnya adalah Istana Houou yang didiami Nimaiya Ouetsu. Dia adalah pria... yang menciptakan zanpakutou."

By : Bleach Indonesia
_

Minggu, 16 Desember 2012

Fakta Doraemon

1. Tahukah kamu arti dari “Doraemon”?

Nama Doraemon berasal dari 2 kata: Dora dan Emon.
Dora adalah semacam plesetan dari “Nora” yang berasal dari “Nora-Neko” yakni stray cat.
Emon adalah semacam kata tambahan tradisional untuk nama dari manusia atau binatang yg berjenis kelamin laki-laki, misalnya Ishikawa Goemon.
Secara harafiah, nama Doraemon bisa diartikan “Stray male cat” (kucing liar jantan). Dora sebenarnya bisa juga berarti “gong” (inilah “dora” yg dipakai dalam nama kue dorayaki). Meski bukan itu “dora” yg dipakai di nama Doraemon, namun ini menjadi semacam plesetan, di mana tubuh Doraemon memang bundar-bundar seperti gong.
2. Doraemon memiliki kode produksi, yakni MS-903. Ini adalah nama asli Doraemon sebagai robot, & dengan nama inilah ia dipanggil oleh sang pemilik pabrik robot di mana ia diproduksi. Nama ini disebutkan dalam episode ulang tahun Doraemon tahun 2007.
3. Tanggal 3 September 2112 adalah tanggal di mana Doraemon selesai diproduksi.

4. Angka keberuntungan dari Doraemon adalah 1293. Doraemon memiliki berat 129,3 kg (285 lbs) & tingginya 129,3 cm (4’3 “). Ia bisa berlari sampai 129,3 km / jam (80,3 mph) ketakutan & melompat 129,3 cm (424,2 kaki) ketika terancam bahaya.
Kekuatan maksimumnya 129,3 bhp. Lingkar pergelangan tangannya 129,3 mm.
lingkar kepalanya & lingkar da&ya adalah 129,3 cm. Kakinya berdiameter 129,3 mm. Ia diproduksi pada September 3, 2112 (lagi-lagi 12/9/3), di Pabrik Robot Matsushiba.
5. Mantan pacar Doraemon di abad 22 adalah Noramyako. Ini disebutkan di Bonus Data-Data Doraemon di Tankoubon volume 11. Noramyako memutuskan Doraemon gara-gara Doraemon dirasa terlalu pendek untuknya (setelah kupingnya putus digigit tikus).
6. Warna cat asli Doraemon adalah kuning. Setelah tahu bahwa telinganya digigit tikus, doraemon dalam depresi, menyelinap ke atas menara, di mana ia minum ramuan berlabel “kesedihan”. Ketika ia menangis, warna kuningnya luntur & suaranya berubah karena ramuan tsb. Doraemon pandai bahasa Inggris karena paham istilah bahasa Inggris “In Blue” yang artinya “sedang sedih”
7. Doraemon ternyata sekolah. Menurut serial spin-off dari Doraemon “The Doraemons”, nama sekolah dari Doraemon sederhana saja, yakni Robot School
8. Tokoh Pak Guru yg sebenarnya sangat mencemaskan Nobita  sebenarnya dari awal tidak mempunyai nama & hanya disebut Sensei aja. Namun, pada versi yg diputar di Nihon Television, ia diberi nama asli “Ganari”
9. Doraemon dan Dorami disebut sebagai kakak beradik karena ternyata mereka berdua “dilahirkan” dari satu tangki minyak yang sama. Dan “Doraemon” lahir lebih dahulu dari Dorami (2 tahun lebih tua), sehingga ia disebut “kakak”, kemudian Dorami juga disewa oleh keluarga Sewashi setelah Doraemon, sehingga ia disebut “adik.”
10. Menurut data, Dorami lebih hebat dari Doraemon. Dorami mampu menghasilkan energi sebesar 10000 tenaga kuda, silakan bandingkan dengan Doraemon yang hanya bisa mengeluarkan sebesar 129.3 tenaga kuda (angka hokinya Doraemon )
11. Dorami sebenarnya tidak langsung muncul dalam keluarga Nobita, namun di keluarga cicit-cicitnya Nobita di abad 22 yakni Sewashi. Dorami dibeli untuk menggantikan Doraemon, yang dikirim untuk menemani Nobita. Yang memiliki Dorami adalah Sewashi dan yang mengirim Dorami (dan Doraemon) juga Sewashi. Dorami biasanya dikirim untuk menggantikan tugas Doraemon menjaga Nobita apabila Doraemon sedang dalam urusan penting sehingga ia tidak bisa menemani Nobita, misalnya saat ia harus di-tune up di pabrik.
12. Doraemon takut sama tikus karena trauma sebab kuping robotnya digerigiti robot tikus juga saat ia tidur siang

Kamis, 13 Desember 2012

I Choose You



Penulis: Reski Batari
Based on novel: Khokkiri by Lia Indra Andriana



Aku terbangun mendengar ringtone handphoneku yang kuletakkan di meja dekat pintu. Barusan aku tertidur di salah satu sofa yang berada dalam ruangan khusus yang selalu aku gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kantorku. Kuingat bahwa aku begini karena kelelahan memikirkan dua pria yang selama ini telah campur tangan di kehidupan asmaraku.
            Aku tidak pernah membayangkan akan dibuat pusing dengan masalah cinta yang sangat rumit di kehidupanku kelak. Aku hanya ingin menjalani hubungan dengan wajar bersama pria yang kucintai seperti impian wanita pada umumnya. Aneh memang, aku yang selalu yakin dengan segala pilihan dan keputusanku mengalami dilema cinta yang tak kunjung kutemui akar penyelesaiannya. Tapi, mengingat Richard dan Adriel yang sama-sama menaruh harapan padaku, mau tidak mau aku memang harus menjalani hubungan asmara yang menurutku sangat difficult.
            Memang, sangat tidak mudah untuk memilih salah satunya. Richard yang memiliki pikiran matang, kuyakini mampu meng-handleku saat aku mulai merasa sangat terbatas dan kehilangan arah dengan segala kondisiku. Perasaan ingin memilikinya sangat kuat di hatiku. Aku sangat membutuhkannya, dan sangat menginginkannya tentunya.
            Sementara aku juga sangat tidak siap kehilangan Adriel. Kupikir menyendiri dan memutuskan untuk tidak bertemu dengan mereka selama beberapa minggu adalah solusi terbaik untuk memantapkan hatiku. Tapi itu justru menyiksaku karena tak dapat menghilangkan kenangan selama bersama mereka. Adriel yang kupikir kekanak-kanakan karena usianya memang lebih muda dariku justru membuatku tercengang. Bersamanya hidupku lebih berwarna. Dia dengan senang hati mengenalkanku dengan keindahan hidup yang kupikir tak akan kudapatkan jika bersama Richard. Adriel yang selalu melengkungkan senyum indahnya tiap kupanggil dia dengan kata “oppa”.
            Oh, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Sanggupkah aku mematahkan hati salah satu di antara mereka? Mungkin akan adil jika tidak memilih siapapun. Tapi aku yakin bukan ini yang mereka harapkan dan tentunya juga bukan ini yang akan kulakukan.          
            Aku bangkit dari sofa lalu mengambil handuk dan segera memasuki kamar mandiku. Kuharapkan berendam selama beberapa menit akan menjernihkan pikiranku yang mulai kusut. Oh iya, tentu saja aku ingat bahwa hari ini merupakan hari yang mereka (Richard-Adriel) tunggu. Hari ini aku akan memilih siapa di antara meraka yang akan kujadikan pendamping hidupku selamanya. Memikirkan itu, membuatku gelisah. Arrgghh… Mungkin lebih baik jika aku mati saja.
***
            Aku dan Adriel terdiam menunggu kedatangan Becca. Topik pembicaraan yang kami bahas semenjak Adriel menginjakkan kaki di apartemenku tidak mengubah suasana canggung di antara kami. Ketegangan jelas terpancar dari raut wajah adik tiriku ini, dan sangat kupastikan bahwa ekspresiku tidak jauh beda dengannya. Aku tidak tahu apakah aku kelihatan egois dengan menyuruh Becca memilih salah satu di antara kami. Aku merasa tidak wajar jika mundur dari kompetisi ini dengan alasan rela mengorbankan perasaan demi adikku yang amat kusayangi. Aku ini tunangan Becca. Dan kurasa jika aku memang egois, seharusnya aku tidak membiarkan Adriel ikut dalam kompetisi ini. Tidak, tidak akan ada kompetisi. Aku berhak melarang Adriel meminta Becca untuk mempertimbangkan perasaannya. Karena sejak awal Becca memang milikku.
            Tapi itu tak akan mungkin kulakukan, karena Adriel adalah satu-satunya saudara laki-laki yang aku punya. Satu-satunya keluarga yang kuharapkan akan menemaniku bekerja sama untuk membangun kembali keluarga yang telah rapuh setelah kepergian ayahku. Dan bagaimana bisa aku memutuskan seuatu tanpa pertimbangan dari Becca?. Becca yang selama ini kelihatan bimbang dengan perasaanya.
            Aku dapat melihat pancaran mata Becca jika menatap Adriel. Sesuatu yang tak ingin kuakui tapi memang benar adanya bahwa Becca juga menyukai Adriel. Becca akan terlihat nyaman jika bersama Adriel. Bukan berarti jika bersamaku dia merasa tidak nyaman. Itu tidak mungkin, karena Becca sendiri yang mengaku bahwa dia sangat nyaman bila bersama denganku, katanya aku begitu melindunginya. Tapi ini konteks “kenyamanan” dengan arti yang sulit kujelaskan. Huff… memikirkan zona kenyamanan ini semakin membuatku pusing. Intinya aku tak boleh gegabah menekan Becca untuk memilihku hanya karena pertimbangan perbandingan waktuku dengan Adriel mengenal Becca menjadikanku lebih unggul. It’s not fair man!
            Suara sol sepatu membuatku tersadar dengan keberadaan Becca di ruangan ini. Becca yang mengenakan kaos bergambar gajah besar dengan dipadukan celana denim sebagai bawahannya membuatnya terlihat segar dan santai. Betapa aku ingin memeluknya, tapi keinginan kuat itu segera kuabaikan demi menjaga perasaan Adriel yang melihat Becca dengan tatapan memuja. Akhirnya, aku hanya bisa menyapa dengan kata…
            “ Apa kabar?” Sumpah! Aku tak pernah secanggung ini dalam situasi apapun.
            “ Baik.” ucapnya lirih.
            “Ayo duduk!” aku menuntun  Becca duduk di sofa bersamaku, dengan Adriel yang duduk di hadapan kami.
            Annyeong? Oraenmanieyo oppa” Becca menyapa Adriel yang sedari tadi hanya berperan sebagai penonton. Aku memang tidak tahu menahu tentang bahasa Korea, tapi jika sebatas kalimat yang diucapkan Becca tadi, aku tahu kalau itu merupakan sapaan untuk Adriel. Jelas, karena Becca tidak mungkin menyapaku dengan bahasa yang tidak kumengerti.
              Hm. Ne, oraenmanieyo.” Selanjutnya terjadi percakapan di antara mereka yang tidak mungkin kupahami.
Aku memang membenci di saat-saat seperti ini. Melihat mereka menggunakan bahasa itu membuatku dongkol. Mereka terlihat sangat akrab jika berbicara dengan menggunakan bahasa Negara yang digilai para gadis zaman sekarang. Apalagi jika Becca mulai memanggil Adriel dengan sebutan oppa. Mengapa juga Becca memanggilnya dengan sebutan itu? Padahal jelas-jelas Becca lebih tua dibandingkan Adriel. Apakah Adriel yang meminta untuk dipanggil oppa? Atau Becca sendiri yang berinisiatif agar makin terjalin keakraban di antara mereka?
Geuraeyo.” Suara Becca menyadarkanku. Mereka membahas apa saja tadi? Ah, seandainya aku lebih memilih mendengarkan mereka berbicara mungkin aku bisa menyumbangkan suara dalam percakapan ini. Tapi bagaimana mungkin aku ikut menyumbang sementara bahasanya saja tidak kumengerti?
“ Bisakah kalian menggunakan bahasa Indonesia saja saat bersamaku?” tanyaku dengan nada tak bersahabat.
“ Maaf…” kata Becca dengan mimik menyesal.
“ Ok! Bisakah kita ke inti masalah sekarang?” tanyaku tak sabaran.
Hyeong! Kita bisa membicarakan hal itu nanti.” Aku tahu Adriel hanya mencoba bersikap tenang. Tidak mungkin dia bisa tenang di saat seperti ini. Mendesak Becca agar menentukan pilihannya kurasa lebih bijaksana dibandingkan membawanya lari agar jauh-jauh dari Adriel.
“ Tidak, aku tidak ingin nanti. Aku ingin Becca mengatakannya sekarang. Aku akan menghargai apapun keputusannya. Aku harus terima  jika memang Becca tak menginginkanku lagi.” Sekuat tenaga aku mengatakan semua itu.
“ Richard! Apa yang kamu katakan? Aku tidak pernah berpikir untuk tidak menginginkanmu. Aku selalu memikirkanmu setiap hari, berharap bahwa cinta kita akan selalu bertahan seperti yang kita inginkan selama ini. Jadi bagaimana mungkin kamu mempunyai pikiran seperti itu?” jawabnya tak terima dengan tuduhanku.
“ Jadi kamu memilihku?” Aku mengutuk diriku sendiri, kenapa aku tidak bisa tenang dan sabar sedikit saja?
“ Masalahnya tidak semudah itu Richard, kamu tahu itu.” Becca mengabaikan pertanyaanku.
Hyeong, bisakah kita memberikan Becca waktu untuk berpikir?” Adriel mulai merasa keresahanku.
  Tidak lagi. Aku sudah hampir gila dengan absennya di tiap hariku. Aku sudah lelah dengan keadaan yang nampak tidak jelas, sementara kita tahu bahwa keadaan sebenarnya cukup jelas. Becca adalah tunanganku, artinya dia milikku.” Aku sudah tidak tahan dengan situasi seperti ini. Akan kuakhiri jika aku bisa. Tapi sekuat apapun usahaku, itu akan sia-sia karena hanya Becca yang berhak menentukan akhir dari cerita cinta segitiga ini. Memikirkannya aku tersenyum miris. Kisahku seperti cerita sinetron yang sering ditonton oleh mama secara rutin, dengan aku sebagai salah satu tokoh utamanya.
Hyeong, aku minta maaf jika kehadiranku membuat hubunganmu dengan Becca seperti ini. Aku tahu dari awal akulah yang salah dengan seenaknya masuk di kehidupan kalian. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengontrolnya hyeong. Aku tidak dapat menahan perasaanku, dan sebelum kusadari bahwa kamulah tunangan Becca, aku sudah terlalu jauh. Sudah sangat jauh untuk menarik kembali perasaanku ini.” kata Adriel dengan sungguh.
“ Richard, aku benar-benar menyesal. Sesungguhnya aku juga tidak menginginkan situasi seperti ini. Tanpa kusadari Adriel memberikan warna lain di kehidupanku, dan aku tak dapat mengelak. Aku menyukai setiap kebersamaanku dengannya. Sama ketika kita bersama, aku juga merasakan bahagia bila di dekatnya.” Mata Becca mulai memerah.
“ Tapi kita tidak bisa terus-terusan seperti ini. Tanpa kejelasan, ini konyol namanya.” kataku dengan suara keras.
Selanjutnya aku mulai melihat Becca menangis sesegukan. Dari sudut mataku dapat kulihat Adriel beranjak dari sofa yang ia duduki kemudian mendekat ke arah Becca. Tapi aku lebih cepat merangkul bahu gadisku lalu membenamkan wajahnya ke dadaku. Tak akan kubiarkan poin Adriel bertambah di mata Becca.
“ Richard, maafkan aku… maafkan.. aku…” Kuingin memukul diriku sendiri yang menyebabkan Becca menangis karenaku.
Aku mengusap-usap punggung Becca, mencoba menenangkannya. Meskipun aku ingin memilikinya, tapi aku juga tak ingin melihatnya menangis seperti ini. Menangisi dua pria kakak beradik yang sama-sama mencintainya. Astaga! pesona apa yang dipancarkan Adriel sehingga membuat Becca ragu untuk memilihku. Bukannya sombong, tapi Becca memang pernah mengatakan bahwa dia sangat bahagia bersamaku, ditambah dengan kebersamaan kami selama ini tak dapat dibandingkan dengan hari-hari yang ia lalui bersama Adriel. Tapi sekali lagi, ini bukan masalah waktu. Hanya saja cinta memang kadangkala membuat keadaan menjadi rumit.
“ Richard, I love you.” kata Becca setelah agak tenang.
I know.” Meskipun nada Becca sama sekali tidak menunjukkan sedang menunggu jawaban. Tapi aku yakin, dia ingin aku tahu bahwa dia mencintaiku.
***
“ Richard, I love you.”
I know
Kalimat itu begitu menusukku. Sejak awal aku sudah tahu, kalau Becca tak akan mungkin memilihku. Melepaskan hubungan yang sudah lama terjalin itu tidak mudah, apalagi jika dibandingkan dengan hubungan tanpa status yang belum tentu akan berlanjut ke tingkat yang serius. Tapi, aku mencoba untuk mengharapkannya, karena memang tak ada pilihan. Seperti yang kukatakan tadi, aku tak dapat mengontrol perasaanku terhadap Becca.
Tak pernah kusangka, gadis yang belum lama kukenal tapi mampu mengambil hatiku ini memberikanku sinyal bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Meskipun dia tidak mengucapkan kalimat sakral itu, tapi aku tahu kalau dia juga mecintaiku. Dengan seketika aku menaruh harapan untuk menjalani hubungan serius dengannya, membayangkan kehidupan indah di masa depan bersamanya. Tapi  seketika itu juga semua anganku musnah karena Becca telah memiliki tunangan yang tidak lama lagi akan menikahinya, dan sialnya orang yang beruntung itu adalah kakak tiriku, keluargaku satu-satunya.
Aku memang belum pernah memiliki hubungan spesial dengan gadis selama aku hidup. Meskipun beberapa teman sekolahku dulu pernah mengajakku kencan, tapi aku tak pernah menanggapinya. Itu karena aku adalah anak tunggal yang ditinggalkan oleh ayah, sehingga aku adalah satu-satunya harapan Ibuku untuk memerbaiki kelangsungan hidup. Jadi aku tak punya waktu untuk memikirkan masalah percintaan anak remaja yang mulai tenar di masaku.
Sayangnya belum sempat aku menunjukkan keberhasilanku pada Ibuku, beliau telah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Dengan bermodal peninggalan catatan harian Ibuku, aku menemukan alamat ayahku dan keluarganya di Indonesia. Segera kutinggalkan Seoul kemudian menuju Jakarta dengan uang hasil part time-ku selama kuliah.
Di Jakarta, Richard yang kuketahui adalah kakakku menerimaku dengan tangan terbuka tanpa mempermasalahkan statusku. Beda dengan ibu dan kakak perempuannya yang memandangku seakan aku adalah virus yang akan menularinya jika tidak menjauh dariku. Namun hal itu kuanggap wajar karena memang kuakui bahwa aku adalah anak hasil dari perselingkuhan ayahnya.
Selanjutnya kujalani hari dan mulai menikmati pekerjaanku sebagai photographer berkat bantuan Richard. Dan di sinilah aku bertemu dengan Becca yang bekerja sebagai freelance di kantor tempatku bekerja. Kedekatanku dengannya mulai terjalin hingga tumbuh benih-benih cinta yang sulit kuabaikan. Hidupku terasa lengkap dengan adanya Becca di sampingku.
Kini semua angan itu telah kukubur rapat-rapat. Melihat Becca tersiksa dengan perasaanya, membuatku semakin pedih. Aku harus merelakan sesuatu yang memang dasarnya bukan milikku.
Kulangkahkan kakiku menjauh dari mereka, meninggalkan Becca yang masih terisak dipelukan Richard. Kutahan sekuat mungkin agar tidak berbalik arah, karena jika sampai itu terjadi, aku tidak dapat menjamin untuk tidak menarik Becca lalu melarikannya sejauh mungkin hingga Richard tak dapat memutuskan tali cinta kami.
Inikah akhir kisahku? Cinta pertamaku tak dapat kuraih, tak dapat kupertahankan untuk berada di sisiku. Perih, lebih perih dibandingkan kenyataan yang harus kuterima bahwa aku lahir sebagai anak haram. Lebih pedih saat kutahu bahwa ayahku meninggalkanku dan memilih bersama keluarganya kembali. Oh, apakah semua orang memang selalu berpihak pada Richard? Baik itu ayah maupun Becca?
  Aku menyusuri lorong apartemen dengan langkah gontai, berusaha agar tidak ambruk di lantai. Aku harus mencoba terbiasa tanpa Becca di sekitarku. Ya, dengan terbiasa  aku akan bisa melupakannya. Tiba-tiba aku sangsi dengan tekadku ini. Bisakah aku hidup tanpa tawa Becca? Tanpa sikap malu-malunya yang membuatku ingin terus menggodanya? Ya Tuhan, aku benar-benar bisa mati.
Oppa” kudengar suara merdu itu. Tidak, tidak mungkin Becca ada di belakangku. Tidak mungkin Becca mengejarku dengan mengabaikan Richard. Itu tidak mudah baginya.
Oppa, kajima!”Aku memalingkan wajah ke sumber suara itu. Benar, Becca ada di sana, tak jauh dari tempatku berdiri. Aku hanya bisa mematung menatapnya. Dapat kurasakan ketidaksabaran Becca karena detik berikutnya dia berlari ke arahku lalu memelukku erat.
Oppa, kajima! kajima!” bahunya bergetar di pelukanku.
Mwohaneungoya?” tanyaku tak mengerti dengan situasi ini.
Oppa, aku tidak ingin kau pergi, aku ingin kau tetap ada di sisiku, bersamaku seperti dulu. Aku mohon jangan pergi!” katanya dengan terburu-buru.
Nongdamhajima! Bagaimana dengan hyeong?” tanyaku yang masih diliputi dengan kebingungan. Bagaimana mungkin Richard rela melepaskan Becca begitu saja?
“ Aku tidak bercanda oppa. Richard sendiri yang memintaku melakukan ini.”
“ Tapi kenapa? Maksudku, aku tahu kau mencintai Richard. Dan Richard mencintaimu. Mata kalian dapat menjelaskannya.” tanyaku bingung.
“ Tapi aku memilihmu oppa. Aku menyadari kalau aku membutuhkamu lebih dari apapun. Meskipun aku memang masih mencintai Richard, tapi aku juga tak ingin kehilanganmu. Aku mencintaimu, teramat mencintaimu. Aku tidak tahu alasan logis lain selain dari ini. Jadi kumohon, berhenti menanyakan sesuatu yang tidak kumengerti. Aku mencintaimu oppa, hanya itu alasanku.” Jelasnya dengan tatapan sungguh-sungguh.
“ Kau mencintaiku?” aku melepaskan pelukanku lalu memandangnya meminta kepastian.
“ Ya, aku mencintaimu.” Matanya menatapku lekat-lekat.
Hanboman!” pintaku
Saranghae, saranghae oppa.” Segera kutarik Becca lalu kupeluk kembali. Tak akan kulepas meskipun dia memintaku.
“ Dia lebih mencintaimu” kulihat Richard yang berdiri di belakangku. Mungkinkah dia mendengar semuanya?
“ Aku mencintai Becca, tapi aku tak ingin memaksanya untuk hidup bersamaku  jika dia memang tak bisa.” Hanya itu yang dapat Richard katakan. Aku tahu dia sangat kecewa dengan ending seperti ini, tapi aku tak akan melepas Becca lagi untuknya.
Hyeong, terima kasih.” kataku dengan tulus.
Richard hanya menatapku dengan ekspresinya yang datar, lalu meninggalkanku dan Becca yang masih memelukku. Maaf hyeong, aku tahu perasaanmu terluka, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena Becca juga sangat berharga bagiku.

TAMAT